Pages

Kamis, 06 Mei 2010

ISLAM juga bisa trendi Lho

Ngobrolin seputar tren remaja kayak kita-kita ini, pasti nggak jauh dari persoalan gaya hidup. Mulai cara berdandan sampe berperilaku, remaja nggak pernah kehilangan dunianya yang mesti gaul, beken, en trendi. Dan lucunya sebagian kita suka seenak dengkul ngikutin tren. Asalkan asyik dan populer, tren apa aja dijabanin biar tetep diakui sebagai remaja gaul. Nggak peduli norak, murahan, mahalan, atau bebas nilai. Cuek aja meski ortu, temen, dan lingkungan sekitar nganggap aneh. Namanya juga tren. Pikirnya selalu diawali dari keterasingan. Wuih!, nyomot filsafat dari mana tuh? Ada-ada aja neh!

Dan akhir-akhir ini, tren hiburan dari negerinya Hidetoshi Nakata lagi banyak digandrungi remaja. Popularitas tokoh kartun produk negeri sakura ini kian sulit dihilangkan dari benak kita. Lagi nonton sepakbola, terlintas sosok Kapten Tsubasa dan kiper tangguh Wakabayashi. Mau jalan-jalan tapi nggak pake ongkos, inget ‘Pintu Kemana Saja' punya Doraemon. Atau terbang pake ‘Baling-baling Bambu'. Pas lagi marah banget, pengen punya kekuatan Super Saiya Songgoku plus ‘Kungfu Peremuk Tulang'-nya Chinmi. Giliran kehilangan dompet, nyariin Detektif Conan atau paling nggak Detektif Kindaichi untuk dimintai bantuan. Wis pokok komplit dah!

Nggak cuma tokoh kartun, mainan anak-anak jepang juga populer di lingkungan adek-adek kita. Ada mobil balap Tamiya yang melesat cepat dalam sirkuit layaknya balap Formula 1. Ada juga gangsing model baru yang dikenal dengan julukan Bey Blade . Terbuat dari plastik yang dilengkapi lempengan logam di pinggirnya yang bisa mengeluarkan percikan api jika beradu dan nggak pake tali untuk memutarnya. Atau Yoyo modern yang juga terbuat dari plastik dan bisa nyala ketika berputar. Nggak ketinggalan kendaraan Sinchan alias otophet yang juga ikut beken.

Selain dari Jepang, tren budaya Barat juga sering menyapa remaja muslim via tayangan televisi. Bombardir iklan yang membidik pasar remaja menggiring generasi muda untuk terjun dalam gaya hidup konsumerisme. Gaya hidup yang memaksa remaja untuk gila belanja produk-produk terbaru biar nggak ketinggalan zaman. Telgam polyphonic yang dilengkapi camera, t-shirt tang top yang full pressed body , atau makan fast food seolah menjadi symbol remaja trendi. Tengsin dong kalo masih nenteng ponsel monophonic . Apalagi nggak punya ponsel. Malu!

Gaya hidup maksimalis dalam menikmati hidup, juga kian santer di lingkungan remaja. Liburan, udah nggak jamannya ngerjain tugas sekolah atau berkutat di perpustakaan nyari referensi. Kalo ada duit, berlibur ke luar negeri kudu jadi prioritas. Kalo bokek, cukup menikmati alam kebebasan gaya pengembara China Kwai Chang Kaine yang murah meriah. Bermodalkan panci butut, tas ransel pinjeman, atau slayer dari lap pel, pede nyabotase pick up/truk kosong untuk sampe di tujuan. Kalo perlu, jalan kaki sampe gempor. Niatnya sih mau hiking, tapi tuh badan malah tambah ceking. Mentang-mentang ngefans sama Aming. Hehehe… (ayo ngaku aja, bukan nuduh lho!)

Mumpung masih muda, nggak sedikit dari kita-kita yang tergoda untuk menjadi bintang. Apalagi jalan pintas menjadi selebriti via tren audisi pelawak atau penyanyi makin menjamur. Potensi remaja dipasung sebatas penampilan modis dan suara merdu. Masa depan remaja pun seolah dipatok di atas panggung hiburan. Bisa-bisa otak remaja kita tetep orisinil nih lantaran jarang dipake. Gaswat euy!

Mengapa jadi tren?

Sobat, kalo di jalan kita ketemu satu orang pake baju dan celana terbalik, kita pasti mikir nih orang mungkin pasien Rumah Sakit Jiwa. Tapi kalo ternyata yang pake pakaian terbalik nggak cuma satu alias banyak, mungkin kita pikir ini gaya berbusana yang lagi tren. Nah lho? Macam mana pula itu?

Yup, pada hakikatnya tren adalah kebiasaan yang dibesarkan media massa sehingga banyak penganutnya. Hal ini pasti melibatkan pihak kapitalis yang menarik keuntungan dari tren yang diangkat ke permukaan. Iya dong. Soalnya mereka yang jualin produk dalam bentuk merchandise , accessories , dan segala pernak-pernik dari tren yang diangkat. Mereka juga yang dapet untung gede dari selebriti muda pendatang baru yang diangkat jadi simbol tren remaja. Dulu, mungkin kita malu pake pakaian warisan ortu yang bergaya tahun 60-an. Tapi ketika dicetuskan trend busana back to sixty terus dipake ama sang idola, kita bangga dan rela merogoh kocek lebih dalam untuk dapetin pakaian model tahun 60-an. Betul?

Media massa sebagai gerbang informasi bagi masyarakat, gampang banget dipake untuk mengangkat sebuah tren. Apalagi kebanyakan konsumen informasi mengandalkan media massa untuk meng- upgrade wawasannya. Mereka nggak punya kemampuan untuk mencari berita sendiri atau sekadar cross check informasi yang didapet dari media massa. Hasilnya, mereka menjadi mangsa keperkasaan media massa dalam menampilkan sebuah tren.

Menurut Elisabeth Noelle-Neuman, seorang peneliti media massa, ada tiga faktor yang membuat media massa begitu perkasa dalam mengangkat sebuah opini. Yaitu, ubiquity , akumulasi pesan, dan keseragaman wartawan.

Ubiquity artinya serba ada. Media massa mampu menghadirkan segala informasi yang dibutuhkan konsumen. Dimana aja, kapan aja, tentang apa aja. Akibatnya, konsumen akan sulit menghindari pesan yang disampaikan oleh media massa dalam setiap liputannya. Informasi dari media massa sering disampaikan dalam bentuk potongan puzzle alias nggak utuh. Informasi lanjutannya diangkat pada edisi-edisi berikutnya. Hingga akumulasi informasi itu terkesan selalu update dan awet. Efek ini diperkuat oleh keseragaman pemberitaan wartawan terhadap sebuah informasi. Sehingga informasi yang sama bisa kita temukan di berbagai stasiun televisi. Kondisi kayak gini yang biasanya mampu melahirkan sebuah tren.

Selain sebagai tambang emas, sebuah tren juga bisa difungsikan sebagai media penjajahan budaya. Tren gaya hidup masyarakat Barat yang bobrok dan sekuler dikemas dalam hiburan trendi yang membidik remaja. Penyebaran ide kebebasan bertingkah laku dalam serial sejenis Dawson Creek atau klip-klip musik MTV sering tak disadari kita-kita, generasi muda muslim. Akibatnya, gaya hidup permissif alias keserbabolehan dalam berbuat lambat laun mendarah daging pada diri remaja muslim. Bahaya kan?

Nah sobat, inilah model penjajahan gaya baru yang dikampanyekan musuh-musuh Islam. Silent tapi mematikan. Karena itu, ingat pesan Bang Napi. Waspadalah….. waspadalah….waspadalah!

Tantangan bagi Islam

Maraknya tren remaja yang amburadul, menjadi tantangan tersendiri bagi Islam. Dua tugas berat kudu ditanggung Islam dalam menghadapi tren itu. Menjadikan ide-ide Islam sebagai tren untuk melawan serangan ide dan budaya Barat serta membentuk generasi muda yang tangguh.

Islam juga bisa jadi tren kalo terus disebarkan. Didukung banyak kalangan, khususnya media massa. Sayangnya, Islam dan kaum muslimin sering muncul di media massa sebagai “tertuduh” dan bertaburan cap jelek aja. Kalo ada bom meledak, langsung deh ke Islam dan umatnya. Seperti tuduhan yang dilontarkan oleh Perdana Menteri Inggris Tony Blair saat mensikapi peristiwa 7/7, yakni meledaknya bom di London Juli lalu.

Kalo kalangan Islam ingin memurnikan ajaran Islam, selalu ditembaki dengan argumentasi HAM. Ketika perhatian kaum Muslimin begitu besar akan kasus ‘nyeleneh' seperti sholat dua bahasa di Malang atau wanita jadi imam dan khatib jumat di US, dituduh memasung kebebasan beragama. Nada protes yang sama juga ditujukan ke MUI ketika Munas-nya menghasilkan sebelas fatwa yang di antaranya mengharamkan aliran ahmadiyah. Lucunya, nada protes itu disampaikan oleh kaum Muslim yang dikomandani orang-orang yang sering dilabeli cendikiawan muslim. Ini kan aneh? Iya nggak seh?

Dalam pemberitaan tentang Islam, kemampuan media massa dalam menghasilkan second hand reality begitu kental. Realitas Islam disajikan pada konsumen setelah melalui proses editing dan rekayasa sehingga jauh dari fakta sesungguhnya. Hal ini bisa kita pahami dari pernyataan seorang Rabi Yahudi Rashoron (1869) dalam suatu khutbahnya di kota Braga. Dia mengatakan: “Jika emas merupakan kekuatan pertama kita untuk mendominasi dunia, maka dunia jurnalistik merupakan kekuatan kedua bagi kita”. Yup, musuh-musuh islam sering membohongi publik melalui media massa yang dikuasainya.

Karena itu, kita kudu pandai memilih dan memilah informasi yang kita peroleh. Kita berharap, menjamurnya media massa Islam mampu menghadirkan informasi first hand reality . Semata-mata fakta, bukan rekayasa!

Islam pasti jadi tren!

Sobat, dengan kecanggihan teknologi yang dimilikinya, Jepang mampu menjajakan tren-nya di negara-negara berkembang. Budaya Barat khususnya Amerika juga menjadi tren di negeri kita lantaran negara mereka punya kekuatan adidaya yang punya akses informasi ke setiap negara. Kita nggak perlu minder akan ketertinggalan sains dan teknologi dari negara-negara maju. Sebab benih sains dan teknologi yang dipake negara-negara maju itu berawal dari para cendekiawan Muslim. Yang kita perlukan sekarang adalah Islam yang hadir dalam bentuk negara adidaya.

Dan someday , yakin deh kalo Islam bakal kembali menjadi adidaya dan tentunya ngetren karena akan memimpin dunia ini. Insya Allah. Firman Allah Swt.:

“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salih di antara kalian, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa….” (QS an-Nûr [24]: 55)

Rasulullah saw. bersabda: “Islam pasti akan mencapai wilayah yang diliputi siang dan malam (seluruh dunia). Allah tidak akan membiarkan rumah yang megah maupun yang sederhana, kecuali akan memasukkan agama ini ke dalamnya, dengan memuliakan orang yang mulia dan menghinakan orang yang hina. Mulia karena Allah memuliakannya dengan Islam; hina karena Allah menghinakannya akibat kekafirannya.” (HR Ahmad dalam Musnad-nya, jld. IV/103)

Saat ini, nggak cukup ngandelin media massa untuk menjadikan ide-ide Islam sebagai sebuah tren yang nggak ada matinya. Saatnya kita ikut terjun ke dunia dakwah. Berani menghadirkan Islam yang murni, benar, dan baik. Sehingga layak dijadikan aturan hidup. Baik oleh individu, masyarakat, maupun negara.

Nah sobat, untuk mengembalikan kejayaan Islam seperti janji Allah dan RasulNya di atas, aktivitas dakwah nggak boleh kelewat (baik secara lisan maupun tulisan). Selain berlimpah pahala, aktivitas dakwah juga akan membantu kita menjadi remaja muslim yang tangguh. Mampu mensikapi gaya hidup remaja yang lagi in dalam sudut pandang Islam. Nggak asal ngikut kemana angin berhembus.

TAPAK SUCI MENEMBUS DUNIA

Sejak berdirinya di tahun 1912 Muhammadiyah melalui dakwah amar ma'ruf nahi mungkar-nya telah berhasil memikat banyak kalangan, tak terkecuali kalangan para pendekar dan pesilat. Dakwah KH. Ahmad Dahlan telah memikat para pendekar dan ulama di daerah yang memiliki surau-surau yang di dalamnya mendidik anak muridnya untuk mendalami agama Islam dan mempelajari ilmu beladiri pencak silat. Dan memang telah menjadi suatu kenyataan sejak dulu bahwa kegiatan pendidikan agama di surau dan pesantren umumnya senantiasa dibarengi pula dengan pendidikan ilmu beladiri pencak silat yang diberikan oleh sang guru. Adanya istilah Shalat dan Silat, setidaknya menjadi bukti dari adanya semangat itu. Inilah yang menunjukkan bahwa betapa masa lalu telah memperlihatkan suksesnya keharmonisan pendidikan agama dan pendidikan bela negara, dimana para ulama memasukkan pengajaran-pengajaran tentang bela diri, bela umat, bela negara, dalam kajian-kajian agama Islam.


Hal ini terlihat semakin jelas jika kita mengikuti lintasan sejarah tentang para ulama-ulama yang juga pendekar yang tersebar di seluruh tempat di Nusantara. Sebut saja Malaka, Kesultanan Ternate dan Tidore, kemudian Para Wali, Teuku Cik di Tiro, Imam Bonjol, KH. Zainal Mustafa, Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin, dan nama-nama lainnya, yang mana menunjukkan bahwa kalangan ulama adalah perintis pengembang pencak silat di Nusantara.


Di dalam keluarga Muhammadiyah sendiri pun kita menemui beberapa tokoh yang dalam sejarah kehidupannya ternyata mereka juga seorang pendekar. KH. Mas Mansur contohnya. Selain dikenal gemar sepak bola, ternyata beliau juga menguasai ilmu pencak silat yang tangguh dengan permainan kaki sebagai andalannya. Pada masa pra kelahiran TAPAK SUCI, KH.Busyro Syuhada yang secara formal dikenal sebagai seorang ulama di pesantren di Binorong, Banjarnegara, ternyata juga adalah seorang pengembang silat aliran Banjaran. Adapun A.Dimyati dan M.Wahib adalah kakak beradik yang keduanya anak asli Kauman-Yogyakarta, tempat dimana Muhammadiyah lahir. Seterusnya, pasca kelahiran TAPAK SUCI, disitu kita dapat temui nama H. Djarnawi Hadikusumah, seorang pendekar yang tergolong mumpuni yang mana publik memang lebih mengenal sosoknya sebagai seorang ulama Muhammadiyah. Sesungguhnya masih banyak lagi temuan-temuan yang menceritakan bahwa betapa kaum ulama-lah golongan yang paling banyak menjadi perintis (pioneer) pengembangan ilmu pencak silat, termasuk ketika Muhammadiyah bergiat menyebarkan dakwahnya ke pelosok-pelosok daerah.


Inilah sesungguhnya penggerak munculnya Pencak Silat TAPAK SUCI di kalangan Muhammadiyah, yaitu dari satu cita-cita untuk membentuk wadah pencetak kader Ulama-Pendekar. Walau pun impian itu baru terwujud pada tahun 1963, namun upaya untuk membentuk wadah itu telah dirintis sejak lama dan telah memakan pengorbanan yang tidak sedikit. Dan oleh KH. A. Badawi--Ketua PP Muhammadiyah saat itu—sinyal itu ditangkap kuat sehingga kemudian TAPAK SUCI menjelma menjadi organisasi otonom Muhammadiyah di tahun 1964.

Ciri Khas TAPAK SUCI

Pencak Silat TAPAK SUCI merupakan beladiri Indonesia yang tidak saja menekankan daya gunanya pada ilmu beladiri (perkelahian) semata, namun juga menekankan daya guna yang sama kuat dalam hal seni. Sebagai ilmu beladiri, TAPAK SUCI merupakan ilmu beladiri yang praktis. Sifatnya yang metodis dan dinamis-lah yang membuat beladiri ini menjadi beladiri yang praktis yang terus berkembang dan menata diri. Keilmuan ragawi Pencak Silat TAPAK SUCI tersimpul dalam delapan kelompok jurus, yang masing-masing jurus diambil namanya dari nama-nama flora dan fauna. Delapan Jurus itu adalah: Mawar, Katak, Naga, Ikan Terbang, Merpati, Rajawali, Lembu, dan Harimau. Masing-masing memiliki karakter dan pola yang khas. Berbasis pada delapan jurus itulah keilmuan TAPAK SUCI dikembangkan. Terlebih dengan masuknya beberapa pendekar di daerah, kiranya menambah perbendahaarn keilmuan yang membuatnya makin berharga untuk dipelajari oleh setiap mereka yang merasa sebagai pewarisnya. Tak terbatas pada permainan tangan kosong, TAPAK SUCI pun mengenal permainan senjata. Filosofi ini diambil ketika Pendekar Besar M. Barie Irsjad menemukan formula bahwa jika ingin mengalahkan orang bersenjata maka harus memahami permainan senjata.

Beladiri is a science

Sejak awal di dalam TAPAK SUCI memang telah populer istilah adu kaweruh. Ditambah dengan keilmuannya yang metodis dan dinamis, TAPAK SUCI berhasil mengantarkan pewarisnya untuk berpikir rasional dan ilmiah. Beberapa nama seperti M. Wahib, M.Zahid, dan M. Barie Irsjad, mereka dapat disebut sebagai ikon-ikon kejeniusan dalam keilmuan beladiri TAPAK SUCI. Semangat inilah yang mengantarkan pewaris keilmuan ini kepada pintu gerbang ilmu, dimana disitu terdapat suatu kenyataan bahwa beladiri is a science--dimana beladiri adalah ilmu pengetahuan.

Salah satu ciri khas TAPAK SUCI adalah dalam penampilannya bersifat rasional, bukan emosional, adalah faktanya. Diiringi dengan semangat Al Qur'an dan As Sunnah, memperkuat jati diri TAPAK SUCI sebagai pencak silat Islami. Kiranya itulah kelanjutan dari periode perintisan pencak silat oleh kaum 'ulama, dimana pencak silat dikembangkan oleh kaum yang berilmu.

Ini semua tidak lepas dari do'a dan cita-cita para pendekar-pendekar pendahulu, termasuk sejak pra kelahiran TAPAK SUCI. Ini semua pula tak lepas dari do'a dan cita-cita para ulama, termasuk para ulama dan pendekar di Muhammadiyah. TAPAK SUCI tidak dibuat dalam satu malam atau satu dua hari. Selain itu TAPAK SUCI tidak tidak didesain untuk sanggup berdiri hanya selama lima atau sepuluh tahun saja. Namun sebaliknya kemunculan TAPAK SUCI telah melalui proses evolusi yang panjang, dan dirancang untuk sanggup berdiri selama-lamanya. Bahkan sejak berdirinya, para sesepuh telah mencita-citakan agar gerakan TAPAK SUCI bukan semata gerakan kampung semata, tetapi menjadi gerakan dunia.

www.pptapaksuci.org